Untuk keluarga. Bagi perusahaan. Untuk masa depan. Hampir selalu ada beberapa alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang kita benar-benar ingin lakukan. Setelah semuanya, keinginan yang sesungguhnya akan terwujud suatu hari jika dengan senang hati bertahan penderitaan ini.
"The Happy Life", disutradarai oleh Lee Joon-ik ("The King and the Clown" dan "Radio Star") dimulai dengan awal yang lambat, bermain-main dengan ide kesedihan dan kesepian yang pegangan pria paruh baya Korea dilanda oleh berbagai masalah di rumah dan di tempat kerja.
Lebih buruk lagi, Ki-Young (Jeong Jin-yeong) tidak memiliki tempat kerja untuk mengeluh. Dia dipecat dari perusahaan keuangan dan harus mendapatkan oleh pada hanya 10 dolar sehari, uang saku sedikit dari istrinya Sun-mi (Kim Ho-jeong). Bahkan putri remajanya Ju-hee, yang diperankan oleh Ko Ah-seong ("The Host"), tidak memiliki rasa hormat banyak untuk ayahnya, yang telah bertahun-tahun bekerja untuk keluarga. Ki-Young dijauhi seperti hantu. Menyadari posisi yang canggung dalam keluarga, ia menemukan dirinya pergi ke luar ketika Ju-hee membawa teman sekolahnya ke rumahnya.
Seong Wook (Kim Yoon-Seok), teman dekat Ki-Young, tidak dalam posisi yang lebih baik. Dia juga kehilangan pekerjaannya belum lama ini. Dia memiliki anak-anak berbakat dan cerdas dan istri yang pendidikan-terobsesi untuk mendukung, jadi dia bekerja seperti neraka - seorang kurir sepeda siang hari dan driver dibayar untuk disewa di malam hari.
Anggota terakhir dari trio adalah hyeok-su (Kim Sang-ho), seorang salesman mobil glib yang bekerja sama keras untuk membayar tagihan untuk sekolah mahal untuk anak-anaknya yang tinggal di Kanada bersama istrinya.
Mereka pergi ke perguruan tinggi yang sama dan - ya, sulit untuk percaya - mereka digunakan untuk menjadi sebuah band rock empat anggota. Mereka bahkan bergabung dengan kompetisi perguruan lagu nasional sebanyak tiga kali, hanya untuk menghadapi penolakan memalukan di setiap usaha.
Titik balik muncul ketika lama terlupakan anggota band, Sang-ho, tiba-tiba meninggal, meninggalkan anak satu-satunya, Hyeon-jun (Jang Geun-Seok). Tiga berjuang pria paruh baya, menghadapi krisis pribadi mereka sendiri, tersandung menjadi sesuatu yang mereka telah diam-diam merindukan untuk dekade terakhir namun belum memiliki keberanian untuk dimasukkan ke dalam tindakan - sebuah band rock.
Direktur Lee sangat mahir menenun jaring plot poin kecil yang akhirnya membentuk gambar yang lebih besar - sebuah band rock yang anggotanya mewakili pria Korea rata-rata di usia 40-an yang memiliki sangat sedikit untuk kalah, bahkan jika mereka menempatkan tato di lengan dan memakai pakaian aneh yang hanya didorong di distrik kelas atas klub Hongdae di barat Seoul.
Cerita itu sendiri hampir tidak membuka mata, kekuatan sebenarnya yang tersembunyi di balik plot yang tampaknya sederhana. Direktur Lee tidak menempatkan berkembang melodramatis terlalu banyak pada tiga pria dan anak muda, tapi juga tidak dia tinggal jauh dari jantung-pecah insiden yang terujinya melelahkan persahabatan mereka dan petualang, semangat memberontak yang tetap laten sampai saat ini.
Nama band, tepat disebut "Active Volcano", merupakan tempat di mana mereka mengubah semangat laten mereka ke dalam energi meluap di panggung. Kamera ulet Direktur Lee melacak emosi performance band amatir dari dekat dan dari kejauhan, menyerang keseimbangan yang lembut dengan cara yang prods pemirsa untuk mendapatkan sinkron dengan anggota band masalah-sarat namun bersemangat tinggi.
Banyak adegan kunci melibatkan sering dikutip aspek negatif yang snare setengah baya pria Korea - satu set kendala yang bergema lebih kuat menjelang akhir, dengan hyeok-su mempertimbangkan mematikan auto nya toko penjualan sama sekali dan memecahkan krisis keluarganya.
CD 1 - CD 2
server: HOTFILE
subtitle disini Tweet
0 komentar:
Posting Komentar